Pekerja Galih Tanah Tanam Fiber Optik Kecewa Soal Upah dan Diduga Banyak Kejanggalan

Divisinews.online, Lebak - Sebayak 25 pekerja kurang lebih asal warga Kota Palembang, penggali tanah untuk tanam fiber optik, diduga mengeluh lantaran upah yang akan mereka terima tidak sesuai dengan harapan atau meleset dari awal komitmen.

Seperti dikatakan Hendi, saat ditemui oleh awak media online, yang sedang menggali tanah untuk tanam fiber optik tersebut, di Wilayah jalan lintas Provinsi Banten.

"Kedalamnya 1 meter, untuk tanam fiber optik jenis kabel (Telkom), dan soal pekerjaan dari jembatan perbatasan Kabupaten Lebak, tepatnya di Daerah Kecamatan Cilograng sampai ke Wilayah Bayah.

Dan kami asal warga Kota Palembang sebayak 25 pekerja sebenarnya merasa terjebak atau kecewa atas upah yang kami akan terima, karena tidak sesuai dengan perjanjian awal sebelum berangkat kesini.

Jadi awalnya permeter itu 20 ribu dan dikasih uang makan 50 ribu, setelah kami kerja ternyata yang 50 ribu itu masuk hitungan kasbon dan akan dipotong dari gajih permeter 20 ribu, yang akan dibayarkan 2 Minggu sekali. 

Disitu lah kami merasa terjebak, berarti gajih kami hanya dihitung dari permeter 20 ribu, bukan 70 ribu permeter berikut dengan uang makan, kalau tau begini mungkin kami tidak akan berangkat kerja ke sini," ujar Hendi, didampingi oleh sesama rekannya dan terlihat raut muka mereka penuh rasa kecewa. Rabu (28/08/24).

Sementara itu, terpantau awak media di lapangan para pekerja itu tanpa menggunakan perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri) atau tidak menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

"Kami untuk APD itu tidak diberikan, seperti sepatu boots aja, kami bawa dari Palembang, dan coba di pertanyakan langsung pada penanggung jawabnya, yaitu Pak Hasan," masih kata Hendi.

Untuk sementara itu menurut Hasan, saat ditemui mengatakan. "Kalau mengenai upah borongan pekerja saya kurang tau, karena saya juga hanya supir dan mengenai izin ada, tapi saya tidak pegang surat suratnya, dan ini di kerjakan oleh PT Silkar, dari Jakarta," kata Hasan.

Menurut Etik, saat diwawancarai oleh awak media online dan menolak untuk direkam, dia mengaku sebagai pengawas lapangan pekerjaan tanam fiber optik tersebut.

"Saya sebagai pengawas dan soal izin kami sudah ada, dan ini pekerjaan Telkom dari BUMN, adapun soal upah borongan itu tidak ada uang makan, mungkin dari pihak mandornya kurang penjelasan, kepada para pekerjanya," jelas Etik.

Namun, sampai pemberitaan ini diterbitkan oleh awak media online, masih mencoba melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan informasi yang akurat, lantaran atas adanya proyek galian tanah untuk tanam fiber optik tersebut, diduga banyak kejanggalan.

0/Post a Comment/Comments

DIVISI NEWS