Pengangguran Tak Kunjung Usai: Dampaknya Pada Mikro Ekonomi dan Tantangan Gen Z

DIVISINEWS.ONLINE//OPINI _ Pengangguran dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bukan hanya sekadar angka, tetapi merupakan sebuah tantangan nyata yang harus dihadapi oleh individu dan  Masyarakat  secara keseluruhan. Meskipun Pengangguran sering dibahas dalam konteks ekonomi makro, pengaruhnya juga sangat terasa diruang lingkup ekonomi mikro. Sebelum membahas dampaknya ke dalam ruang lingkup yang lebih besar, kita harus memahaminya dalam ruang lingkup yang kecil. Dalam konteks ini, pengangguran memiliki dampak langsung terhadap daya beli Masyarakat dan perilaku konsumen yang dampaknya juga mempengaruhi pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai pilar penting dalam pertumbuhan perekomian lokal.

Pengangguran adalah orang yang tidak sedang bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan,bekerja kurang dari dua hari sama seminggu, atau orang yang sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. 

Menurut Menteri ketenagakerjaan (Manaker) Yassierli “angka pengangguran saai ini ada diangka kisaran 7,5 juta orang.” Didukung dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran didominasi oleh Gen Z dengan angka sebesar 2.584.181 juta orang, dengan keterangan data sedang mencari kerja, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, dan sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Kenapa Gen Z sulit mendapatkan kerja?

Generasi Z, yang lahira antara pertengahan tahun 1990 sampai 2010, yang kini sudah mulai masuk kedalam dunia kerja. Meskipun generasi ini berhubungan dengan perkembangan teknologi, banyak dari mereka yang menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan. Beberapa factor  yaitu :

Kurang sesuainya keterampilan pelamar dengan kebutuhan pasar, disisi lain dengan munculnya ketentuan ini membuat para pelamar minder, ditambah lagi banyak Perusahaan yang memilih pelamar lulusan S1, jadi yang lulusan SMA/SMK merasa tidak dibutuhkan padahal mereka memiliki potensi.

Ekspetasi pelamar yang tinggi, banyak dari para pelemar kerja yang pilih-pilih pekerjaan karena tempat kerja nya tidak sesuai dengan ekspetasi. Banyak dari pelamar yang menginginkan posisi dengan gaji yang tinggi di tambah lagi dengan fasilitas yang menarik atau bisa dkatakan mereka lebih memilih sebuah kenyamanan tempat kerja plus gaji tinggi.

Dampak pengangguran pada ekonomi mikro, dengan meningkatnya angka pengangguran menyebabkan daya beli individu dan Masyarakat berkurang. Ketika seseorang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan atau memiliki penghasilan yang rendah, mereka akan cenderung untuk mengurangi pengeluaran.  Pendapatan yang kecil akan membuat mereka untuk berusaha meminimalkan mengurangi pengeluaran mereka yang menyebabkan Tingkat 

daya beli mereka menurun, karena Tingkat ketidak mampunya untuk membeli sesuatu. Karena daya beli mengalami penurunnya akan berdampak juga pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah yang mengalami penurunan pada permintaan barang dan jasa.

Masalah pengangguran jika tidak diatasi akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang bermasalah, beberapa Langkah yang bisa diambil pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu:

Pengembangan keterampilan yaitu dengan mengadakan pelatihan yang dibutuhkan oleh industry atau pelatihan apapun itu bisa seperi pelatihan membuat bakso dengan pelatihan ini peserta bisa membuka usaha sendiri dengan keterampilan yang sudah di pelajari dan Pelatihan menggunakan computer atau Microsoft office. Maka dari itu para pelamar keja memiliki keterampilan yang sesuai

Mendorong para pelaku UMKM untuk berkembang terutama dengan perkembangan teknologi yang saat ini, akan memudahkan para pelaku umkm untuk memperkenalkan produk mereka. Serta pemerintah bisa memberikan modal atau memudahkan mereka dalam proses perizinan usaha, karena UMKM ini berperan dalam menyerap tenaga kerja. Jika banyak UMKM yang berkembang maka angka pengangguran akan berkurang dan pertumbuhan ekonomi lokal akan berkembang.

System kurikulum Pendidikan SMA/SMK dan Perguruan tinggi perlu di sesuaikan dengan kebutuhan industri. Seperti program magang atau kerja sama antar Perusahaan agar sesudah lulus dari Pendidikan tersebut bisa bekerja di Perusahaan yang bekerja sama.

Meski tantangan pengangguran tak kunjung selesai, generasi z memiliki potensi yang besar untuk mengatasinya. Dengan memberikan pelatihan keterampilan yang tepat, dukungan dari pemerintah, dan penguatan pada sektor UMKM. Masalah pengangguran bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki system yang ada untuk memperbaiki generasi penerus yang lebih kompeten. Masalah ini harus dihadapi dengan berkolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, sektor pariwisata dan Masyarakat untuk menciptakan masa depan yang cerah untuk generasi selanjutnya dan bagi semua Masyarakat.

M. Momon Ompu Citoro, Septina Kusumaningtyas, & Trison Andreas Manullang. (2024). Studi Kebijakan Pemerintah Terkait Penanganan Inflasi Dan Tingkat Pengangguran. Jurnal Inovasi Ekonomi Syariah Dan Akuntansi, 1(4), 200–213. https://doi.org/10.61132/jiesa.v1i4.316

Zarkasi. (2014). Pengaruh Pengangguran Terhadap Daya Beli Masyarakat Kalbar. Jurnal Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies, Volume 4(2005), 45–62.


Penulis: Iswatun Hassanah 

Keterangan: Mahasiswi Prodi Manajemen Bisnis Syariah- Institut Agama Islam Tazkia Bogor 


0/Post a Comment/Comments